Dari Malam Anugerah Duta Baca Kalbar

 

ANUGERAH Duta Baca Kalbar 2017 telah disematkan kepada Resi Jesita pada Sabtu (11/11) malam di Hotel Kapuas Palace Pontianak oleh Junaidi.  Staf ahli gubernur Kalbar Bidang Sosial dan Sumber Daya Manusia ini didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalbar  Drs Ignatius IK dan Pustakawan Utama Tengku Syamsul Bahri dari Perpustakaan Nasional.

Penobatan ini diberikan setelah menjalani serangkaian kegiatan. Mulai dari test tertulis, pengukuran tinggi badan, wawancara, pembengkalan, penyampaian visi dan misi serta menjawab berbagai pertanyaan secara acak yang sudah disiapkan dewan juri. Resi Jesita telah menyisikan 14 finalis duta baca lainnya.

Rasa haru menyelimuti Resi Jesita saat dewan juri menetapkan dirinya sebagai pemenang. Tak ada perasaan untuk memenangkan kompetisi ini. Tak ada juga target untuk menjadi duta. Namun Resi Jesita sudah kesehariannya sebagai pegiat literasi. Beragam cara dilakukannya untuk mengajak segenap komponen masyarakat untuk gemar membaca. Mungkin sudah takdir pula menyebabkannya menjadi terpilih.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalbar  Drs Ignatius IK foto bersama Duta Baca Cilik 2017

DUTA BACA CILIK

Tak hanya Marsita yang menginspirasi. Sebelum penobatan duta baca, juga digelar pemilihan Duta Baca Cilik Kalbar 2017. Kegiatan yang baru pertama kali digelar ini benar-benar membuat decak kagum para peserta.

Lima finalis –Dalilah Sephi Adzhani, Galuh Edelweiis, Ghadiza Athaira, M. Raqxel Al Kadrie, Talita Khairunnisa– yang masih sekolah dasar dan lanjutan pertama ini begitu penuh antusias. Beragam cara siap mereka lakukan untuk menebar “virus” membaca. Waktu lima menit untuk orasi seakan masih kurang dalam penyampaian gagasan-gagasan yang dimiliki.

Kendati masih cilik tapi jangan tanya koleksi buku mereka. Berapa buku yang dibaca setiap hari? Berapa buku yang sudah diterbitkan. Jangan tanya pula program-program yang mereka siapkan. Semuanya mendapat aplous dari penonton yang memadati seluruh kursi yang disediakan panitia. (Baca; http://perpustakaan.kalbarprov.go.id/finalis-duta-baca-cilik-menginspirasi/)

Staf ahli gubernur Kalbar Bidang Sosial dan Sumber Daya Manusia menyerahkan sertifikat kepada Relawan Baca Kalbar 2017

RELAWAN BACA

Tiga Relawan Baca Kalbar 2017 juga membuat decat kagum para penonton. Saat video keseharian mereka ditampilkan, membuat hadirin terkesima. Tak disangka jauh diujung negeri, Hudson Siahaan dan Mayu Fentami tak hanya bergeluk dengan pekerjaan seharian, namun mereka juga menebar semangat membaca dengan penuh dedikasi.

Brigadir Polisi Hudson Siahaan menyulap motor dinasnya menjadi perpustakaan keliling. Dia membawa 50-75 buka bacaan keliling desa setiap ahri. Mendatangi sekolah-sekolah dan tempat bermain anak. Bagi mereka yang belum pandai membaca, Hudson membacakan buku-buku dogeng yang dia bawa. Hudson juga menyiapkan makanan ringan untuk memotivasi anak-anak agar menyenangi buku. (Baca; http://perpustakaan.kalbarprov.go.id/sulap-motor-dinas-jadi-perpustakaan-keliling/)

Relawan Baca Mayu Fentami juga tak kalah menginspirasi. Sebagai seorang perawat yang sering melakukan perjalanan hingga pelosok dusun, dia tak hanya menjalankan tugas kedinasannya saja. Disela-sela perjalanannya itu dia membawa buku. Buku-buku ini ditebar setiap kampong yang dia singgahi. Mengenalkan buku dan mengajak anak-anak untuk membaca menjadi kesehariannya.( Baca; http://perpustakaan.kalbarprov.go.id/bawa-100-buku-jalan-kaki-bersepeda-hingga-berkayuh-sampan/)

Usianya memang masih relative muda. Namun bagi Varly Pay Sandi itu tidak menghalanginya. Dia melapak buku demi mendekatkan buku-buku dengan generasi muda. Keseharian waktunya habis untuk menebar semangat membaca. Tak hanya di Kota Pontianak, pendiri Gerakan Kalbar Membaca ini terus hadir hingga kabupaten dan kota. (Baca;http://perpustakaan.kalbarprov.go.id/melapak-buku-demi-dekatkan-generasi-pembaca/)

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalbar  Drs Ignatius IK menyerahkan piagam penghargaan kepada Tokoh Baca Kalbar 2017 Frendys Lu.

TOKOH BACA KALBAR

Semangat membaca tak mengenal usia. Membaca yang ditanamkan sejak kecil membuat mereka terus mengandrungi buku. Bahkan referensi buku yang dibaca terus bertambah. Tak hanya buku-buku yang berkaitan dengan pekerjaan, namun juga buku-buku terapan dan filsafat hidup.

M Zeet Hamdy Assovie yang dinobatkan sebagai Tokoh Baca Kalbar 2017 tak bisa lepas dari buku. Kesibukannya sebagai Sekda Kalbar tak menyurutkan langkahnya untuk membaca. Pagi hari sebelum berangkat kerja dan waktu sebelum tidur menjadi jadwal rutin membaca. Kebiasaan ini mengantarkan M Zeet juga menjadi penulis. Sebanyak 13 buku sudah dia tulis. Bakal ada satu buku terapan lagi sedang dipersiapkannya. Dari kesehariannya mengembangkan ternak sapi perah, dia mencoba menulis buku terapan ternak ini. (Baca; http://perpustakaan.kalbarprov.go.id/budaya-membaca-tertanam-sejak-kecil/)

Tokoh Baca Kalbar Frendys Lu juga banyak memberikan inspirasi. Kemahirannya dalam berbahasa Inggris, Mandarin, Melukis, menyanyi dan talenta lainnya semua diperoleh secara otodidak. Tidak ada pendidikan khusus untuk itu. Semua diproleh dengan banyak membaca. Apa yang dibaca diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi Frendys ada banyak inspirasi dan ide dalam pemikiran muncul setelah membaca buku. Bahkan di usianya yang sudah 59 tahun ini, dia terus menyempatkan waktu untuk selalu membaca.(Baca; http://www.pontianakpost.co.id/tokoh-baca-kalbar-frendys-lu-jadikan-buku-sahabat-dalam-menyelesaikan-masalah)

Dalam pemilihan Duta Baca Kalbar kali ini juga diberikan penghargaan kepada sekolah yang kreatif dalam mengelola perpustakaan. Penghargaan diberikan kepada SDIT Al Kharimah Kubu Raya.

Sekolah ini secara mandiri mengembangkan perpustakaan. Keterbatasan dana membuat mereka menghimpun beragam buku dari orangtua murid dan siswa. Gayung pun bersambut. Ratusan buku mengalir ke rak-rak yang tersedia.

Perpustakaan ini tidak pasif, hanya menunggu siswa di perpustakaan. Namun juga menerapkan kereta dorong menyusuri lorong sekolah untuk menyebarkan buku pada jam istirahat. Setiap di depan kelas memang tersedia bangku-bangku. Saat kereta dorong lewat, sebagian besar anak-anak menyerbu dan memilih buku-buku yang hendak dibaca. Kursi-kursi depan kelas menjadi tempat mereka duduk-duduk sambil membaca.

Inilah beragam inspirasi dari sejumlah komponen masyarakat dalam menyebar semangat membaca dari Bumi Kalimantan Barat. Menurut  Pustakawan Utama Tengku Syamsul Bahri dari Perpustakaan Nasional,  Kalbar merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang memilih Duta Baca melalui proses dan tahapan seleksi yang melibatkan masyarakat.

Semoga tahun-tahun depan program seperti ini dapat ditiru oleh provinsi-provinsi lain di Indonesia. Menyebar semangat membaca, menyebar semangat keilmuan, menyebar semangat kecerdasan menuju Indonesia Membaca 2019.(marsita)

Sumber : Pontianak Post