Menikah, menjadi pasangan yang sah dan halal,  lantas berkembang menjadi sebuah keluarga yang utuh dan memiliki keturunan adalah sebuah proses alami yang akan dijalani oleh setiap manusia. Kita terlahir ke dunia adalah karna adanya ayah dan Ibu. Kemudian ketika kita tumbuh menjadi orang dewasa, proses itu akan kembali berulang. Maka, dapat kita katakan bahwa pada fitrahnya, menikah adalah kebutuhan yang amat penting bagi manusia untuk melanjutkan sebuah peradaban. Dengan menikah, tidak hanya semata-mata bertujuan untuk meraih kebahagiaan. Namun, dengan memiliki pasangan, sejatinya kita akan merasa aman, tenang, dan terlindungi didalam sebuah ikatan yang suci. Lebih daripada itu, seperti yang disampaikan diatas, ada sebuah tujuan besar yang ingin dicapai didalam sebuah pernikahan, yakni membentuk sebuah keluarga sekaligus mencetak generasi yang berkualitas baik secara jasmani maupun spiritual yang nantinya akan memberikan kontribusi bagi sesama sesuai perannya sebagai makhluk sosial di masyarakat.

Tingginya angka perceraian yang terjadi di masyarakat, bisa jadi salah satunya dikarenakan karna tidak kuatnya fondasi keluarga yang mestinya dibangun bahkan sebelum menjadi pasangan suami istri. Tidak jelasnya tujuan pernikahan menjadi salah satu sebab perceraian. Orang begitu mudahnya bercerai karena maksud dan tujuan sesaat. Setelah tujuan tersebut tidak lagi didapatkan, maka perceraian akan sangat mudah terjadi. Ditambah lagi, kecenderungan cara berpikir sebagian orang bahwa di dalam rumah tangga, hanya istri atau suami yang harus lebih dominan memainkan peran. Padahal, masing-masing adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan yang mestinya menjadi partnership di dalam kehidupan berumah tangga.  

Nah, berangkat dari sini, untuk pertama kalinya, organisasi perempuan Salimah ( Persaudaraan Muslimah ) Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat menggelar sebuah agenda kegiatan pelatihan bertema Serasi ( Sekolah Pra Nikah ) bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat pada Sabtu dan Minggu, tanggal 11 – 12 November 2023 yang lalu, di aula pertemuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dan diikuti oleh 20 peserta dari tingkat SMA, Mahasiswa, maupun bagi yang sudah bekerja namun belum menikah. Kegiatan ini pada dasarnya diselenggarakan dengan tujuan :

  1. Memberikan edukasi kepada peserta yang dalam hal ini adalah generasi millenial mengenai apa hakikat dan tujuan pernikahan sehingga mereka sedikitnya dapat mempersiapkan diri terkait hal-hal apa saja yang harus dipahami sebelum menjadi pasangan pengantin suatu hari nanti. Mempersiapkan diri sebelum masuk ke jenjang pernikahan bukan lagi sebuah hal yang tabu, sebab ternyata menikah juga memiliki ilmu.
  2. Sesuai dengan amanat UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan yang  menyebutkan bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.  Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Dengan kegiatan ini kita berupaya untuk mendekatkan masyarakat dengan kehadiran perpustakaan secara lebih transformatif. Sebab literasi juga dapat dicapai dengan proses transfer of knowledge melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang bervariasi, tidak hanya melalui proses belajar secara mandiri.

Mengingat Serasi ( Sekolah Pra Nikah ) ini adalah salah satu program unggulan Salimah yang bertujuan untuk mencerdaskan keluarga Indonesia khususnya para generasi muda, maka selama kegiatan pelatihan berlangsung, sejumlah narasumber profesional pun turut dihadirkan untuk menyampaikan materi seputar pernikahan dan rumah tangga. Berikut Narasumber yang menjadi pemateri didalam kegiatan tersebut :

  1. Coach Solihuddin dengan tema “ Keluarga cita-citaku “ dan “ Peran Ayah dalam Keluarga “. ( Ketua dari Komunitas Parenting Aqil Baligh Kalimantan Barat)
  2. dr. Ayu Fitriah dengan judul materi merawat diri dan perawatan organ reproduksi.  (dokter …yang bertugas di Poltekkes Kemenkes Pontianak).
  3. Psikolog Dr. Hj. Fitri Sukmawati M. Psi dengan tema “ Menikah : Kesepian VS Kesiapan “. (Pengurus Pusat HIMPSI Kompartemen C Kalimantan Barat Periode 2022-2026).
  4. Welasati, SE dengan judul materi Pernikahan yang Sah Menurut Negara.  (Pustakawan Madya yang bertugas di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat). 
  5. M. Ichsanudin, S.HI dengan judul Materi Pernikahan didalam Islam ( KUA Kemenag Kabupaten Kubu Raya ), dan
  6. Rini Hartati, S.ST dengan materi ketrampilan dasar kerumahtanggaan yang mencakup pembahasan mengenai pentingnya merawat kesehatan lingkungan.

Pada sesi coffe break, tidak ketinggalan beberapa koleksi bacaan juga mewarnai kegiatan pelatihan Serasi (Sekolah Pra Nikah) ini.  Adalah novel Catatan Hati Pengantin yang ditulis oleh Asma Nadia, tampaknya menjadi magnet tesendiri bagi para peserta dari sekian koleksi bacaan lain bertema pernikahan yang ditawarkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Kalbar. 

Melalui kegiatan pelatihan Serasi atau Sekolah Pra nikah ini diharapkan dapat semakin memperkuat peran penting perpustakaan dalam memberikan ruang edukasi bagi masyarakat dalam segala bentuk pembelajaran sekaligus juga diharapkan dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik terhadap indeks kegemaran membaca di Kalimantan Barat. Salam Literasi.

Artikel ditulis oleh : Erina Indriana, A.Md – Pustakawan Terampil pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat.