Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat didukung oleh Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) Provinsi Kalbar “Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Literasi untuk Kesejahteraan,” Selasa (22/10). Acara ini dihelat selama tiga hari, 22-24 Oktober 2019 di Hotel Harris Pontianak.

Di tahun ini, PLM diselenggarakan di 21 Provinsi, 60 Kabupaten Kota dan 300 desa. Khusus untuk di Kalimantan Barat, daerah yang menjadi peserta adalah Sintang, Bengkayang dan Landak dengan total 60an peserta.

Dedi Junaedi sebagai pustakawan ahli utama menjelaskan bahwa transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini didasari atas UU Perpustakaan RI yang mengatakan bila perpustakaan merupakan pelayanan wajib mendasar. Selain itu, juga diselaraskan dengan program presiden untuk mngutamakan program yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Ia melanjutkan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dimulai tiga tahun lalu itu dinilai bermanfaat sehingga terus dilanjutkan dan ditingkatkan. “Kegiatan ini juga sampai besok, mohon yang mendapat manfaat ini di Kalbar ini yaitu Kabupaten Landak, Sintang dan Bengkayang. Kalau sekarang 60 barangkali bisa berkembang bisa jadi 500. Saya berharap di desa-desa bisa muncul inovasi-inovasi baru,” harapnya.

T.T.A. Nyarong selaku Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalbar menyambut baik program ini. Ia menyampaikan bahwa kita patut berbangga karena semua pengelola perpustakaan, baik yang berasal dari daerah maupun dinas kabupaten kota diundang untuk berbagi pengalaman bersama.

Ia juga menambahkan     bila ingin mendapatkan hasil yang nyata maka juga harus sertai praktik. “Jadi buku itu bukan hanya untuk dibaca tapi dipraktikkanjuga isi buku. Saya harap ada perubahan yang mendasar di pelayanan perpustakaannya. Mudah-mudahan semua buku yang ada dibuka, dibaca dan manfaatnya digunakan, dipraktikkan isi buku itu,” jelasnya.

Ke depannya ia juga akan mengordinasikan hasil kegiatan berbagai OPD sehingga hasilnya bisa lebih menyeluruh dan dirasakan oleh masyarakat. “Kita ada desa mandiri. Nah nanti kita masuk kesitu, sesuaikan dengan yang cocok dengan potensi desanya,” katanya.

Sumber : Pontianak Post