Pontianak, TRIBUN. Festival Meriam Karbit yang merupakan agenda tahunan menjelang akhir bulan Ramadhan atau bertepatan dengan malam menyambut Idul Fitri 1440 Hijriah kembali digelar di Kota Pontianak. Saat ini persiapan yang dilakukan oleh masing-masing kelompok hampir selesai.

Ketua forum permainan Meriam Karbit, Fazri Udin memaparkan meriam karbit tepian sungai kapuas merupakan satu diantara budaya tak beda yang terus terlestari di Kota Pontianak. Melalui Forum Meriam Karbit budaya ini dipastikan terus eksis setiap tahunnya.

Tahun ini terdata ada 259 Meriam dari 39 kelompok yang berprestasi dalam festival rinciannya adalah 24 kelompok dari Pontianak Timur dan 15 kelompok dari Kecamatan Pontianak Selatan, dan Pontianak Tenggara,” Fazri Udin usai rapat koordinasi di Kantor Wali Kota Pontianak, Selasa (14/3).

Ia menjelaskan saat ini persiapan telah mencapai 50 persen dan hari H masih menyisakan sekita 20 hari lagi. Ia yakin persipan akan rampung dan selesai begitu mendekati hari H nanti.

“Untuk tahun ini persiapan kita sudah di atas 50 persen, tahun ini posko di tempatkan di Gang H. Mailamah jalan Adisucipto,”ucap Fazri Udin. Untuk meriam tahun ini dijelaskan ada pengurangan dari tahun lalu. Jumalah semua meriam yang terdata ada 259 unit.”Ada pengurangan mungkin karena teman-teman banyak keluhan masalah bahan baku kayu terutama balok untuk pembuat meriam,”ujarnya.

Selain harganya mahal untuk mendapatkan balok yang menjadi bahan utama pembuat meriam ditegaskannya sangat sulit. Sedangkan masyarakat hanya melakukan swadaya ia menambahkan sama sekali tidak ada suport dari pemerintah tentang bahan bakuini.” Untuk satu meriam itu biayanya kalau membuat baru diatas Rp.7 juta, nah itupun mendapatkannya sulit karena tidak sembarangan kayu juga,”ujarnya.

Fazri Udin menambahkan, selain meriam dari kayu ada juga tujuh kelompok yang meriam karbitnya dari besi. Namun mereka tidak boleh mengikuti festival, hanya meramaikan saja.” Kalau yang besi ada tujuh kelompok dan kalau yang besi tidak ikut festival. Jadi syarat festival itu, jumlah meriam harus lima buah dan terbuat dari balok kayu.  Kategori meriam besi tidak boleh ikut festival.”tegasnya.

Tidak di tampilkannya menag ada bantuan pemerintah untuk para kelompok meriam karbit, sejauh ini Pemkov Pontianak akan memberikan bantuan berupa karbit. “Bantuan Pemerintah kali ini pada kelompok meriam karbit, memberikan karbit setiap kelompok dengan nilai Rp.1 juta,” sebutnya. Sementara total hadiah yang akan diberikan pada juara hingga harapan nantinya dengan total Rp. 24 juta.

Momentum festival meriam karbit yang merupakan agenda tahunan di Kota Pontianak dalam rangka menyambut dan merayakan hari raya idul fitri 1440 H. Agenda tahunan ini diharapkan mampu menarik wisatawan berkunjung di Kota Pontianak. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Pontianak Sy.Saleh menyampaikan agenda meriam karbit ini bukan hanya sekedar membunyikan meriam yang terbuat dari balok kayu, namun ada arti yang lebih penting dalam hal melestarikan budaya.

“Kita harapkan dengan adanya festival ini dapat menarik wisatawan untuk datang di Pontianak. Ini merupakan agenda tahunan dan dipromosikan yang selalu pada khalayak ramai, “ucap Sy. Saleh.

Ia menegaskan leading sektor festival meriam karbit ini ada pada Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak. Bekerja sama dengan forum meriam karbit. Pihaknya dari Disporapar tentunya mengharapkan kedatangan wisatawan dan  memberikan dampak pada penuhnya hunia hotel dan dampak perekonomian lainnya.

Sementara untuk pemain meriam karbit sendiri menurutnya biasa di mulai masyarakat sejak H-3 sampai H+3 lebaran, apabila masyarakat mau memainkan lebih dari itu juga tidak ada masalah, karena masyarakat sekitar mendukung adanya kegiatan ini. “Kegiatan ini kita terus dorong dan kita harapkan semakin banyak kelompok yang bermunculan dan masyarakat yang berpartisipasi .”pungkasnya.

Sumber: Tribun Pontianak  Rabu  15 Mei 2019.