Sukadana.  Setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda Nasional oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, belum lma ini, music Senggayong ssudah memiliki hak paten.  Bahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan KAbupaten Kayong Utara berencana mengagendakan Festival 1000 Musik Senggayong, dalam waktu tidak terlalu lama.

Kepala Bidang Kebudayaan Rahadi Oesman mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang merencanakan music Senggayong masuk pada bidang pelajaran muatan local di sekolah, baik tingkat SD maupun SMP.  Hal tersebut dilakukan mereka agar dapat mewariskan budaya kepada generasi muda.  Selain itu, dia menambahkan, tidak menutup kemungkinan akan menyelenggarakan Festival 1000 Musik Senggayong, dengan melibatkan anak sekolah serta para peggiat Senggayong di kabupaten ini.

Saat ini kami sedang merancang agar music Senggayong masuk pada pelajaran muatan local di sekolah, baik SD maupun SMP. Insha Allah tahun ajaran 2019 – 2020 di semester genap sdah diterapkan.  Selain itu juga akan menggelar seribu permainan music Senggayong dan dimasukkan ke rekor MURI, jelas Rahadi kepada Pontianak Post, Selasa (29/10) di Sukadana.

Selanjutnya, kata dia, saat ini pihak Dinas Pendidikan melalui Bidang Kebudayaan, alat music khas Kayong Utara ini dapat dikenal oleh masyarakat las.  Namun untk mempersiapkannya, diakui dia, diperlukan adanya regereasi alat music Senggayong.  Mudah-mudahan Senggayong ini dapat terus berkembang,  dikenal oleh masyarakat luar, mulai dari Kayong Utara, Kalbar, hingga seluruh daerah di Indonesia sebutnya.

Ketika disinggung mengenai rencana pembangunan monument Senggayong, hal tersebut, sambung Rahadi, sudah menjadi wewenang pemerintah daerah.  Bagaimana prosedurnya, tentu sudah direncanakan mereka.  Kalau untuk monumen itu  menjadi wewenang pemerintah.  Sedangkan kami di Dinas Pendidikan, Bidang Kebudayaan ini bergerak untuk mengedukasi masyarakat dan anak-anak sekolah agar terdapat regenerasi, ungkapnya.

Musik Senggayong Sukadana akhirnya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB|) Nasional.  Penetapan tersebut melalui proses panjang oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jendral Kebudayaan (Ditjenbud), Kementrian pendidikan dan Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia di Hotel Millenium Sirih Jakarta, Kamis (15/8) lalu.  Sebelumnya diberitakan bahwa Senggayong telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda.  Prosesnya panjang, setelah melalui perjuangan yang panjang oleh Dinas Pendidiksn Kabupaten Kayong Utara.  Usulan Senggayong ini, sudah dilakukan sejak 2017 dan baru ditetapkan tahun 2019 ini.  Senggayong ini masuk warisan budaya Indonesia, khususnya Warisan Budaya tak Benda Indonesia yang terancam punah, antara lain disebabkan karena budaya tak benda tersebut memerlukan generasi penerusnya, jelas Jumadi Gading, Kepala Bagian Humas Setda Kayong Utara yang mengikti Sidang WBTB Nasioanl.  Senggayong, menurut dia, berhasil menjadi WBTB setelah melewati tahap pendaftaran dan verifikasi yang dilakukan oleh Tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Terima kasih atas bantuan penulis Agus Kurniawan, Tim Pembuat Film Senggayong, dan tentunya dukungan penuh dari maestro dan seniman Senggayong serta budayawan yang ada di Kayong Utara,” jelas pria yang pernah menjabat Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara tersebut.  Hadir dalam penetapan sidang tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara Ismail didampingi Jumadi. Mereka berdua hadir bersama rombongan Provinsi Kalbar. “Kita bersyukur Senggayong sudah ditetapkan menjadi WBTB Nasional,” tutur Ismail menimpali.  Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Ditjenbud kemendikbud, Dr. Nadjamuddin Ramly, ketika membuka sidang penetapan ini menyatakan, semua daftar WBTB itu harus senantiasa dijaga dan dilestarikan. “Pelestariannya dilakukan sesuai peraturan yang berlaku di mana harus dilakukan perlindungan, pengembangan, pemanfaatatan, dan pembinaan,” katanya.  Ramly berpesan agar pemerintah daerah harus terus melakukan tindak lanjut setelah karya budaya daerahnya ditetapkan menjadi WBTB Nasional.

Dalam sidang kali ini, masing-masing provinsi di seluruh Indonesia mempresentasikan usulan WBTB mereka. Tercatat terdapat 272 usulan karya budaya WBTB yang mengikuti sidang pada kesempatan kali ini. Dari ratusan usulan tersebut, Kemendikbud RImengerucutkan dan mengambil keputusan sebanyak 267 karya budaya sebagai warisan budaya tak benda 2019. Kalbar berhasil meloloskan Sembilan WBTB tahun 2019 ini.

Sementara itu, Bupati Kayong Utara, Citra Duani ditemui wartawan usai menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke -74 Kemerdekaan RI, menyatakan dukungannya untuk senggayong di dalam saetiap event yang ada,” janji Bupati. Bupati begitu bangga ketika alat musik tradisional Kabupaten Kayong Utara senggayong Sukadana masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Nasional (WBTB) 2019. Untuk diketahui, alat music tersebut terbuat dari bamboo dan diharapkan Bupati bisa dapat meningkatkan industri pariwisata di Kayong Utara. “Untuk seggayong sudah menjadi salah satu seni tradisional Kayong Utara. Harapannya setelah dipatenkan, melalui sanggar-sanggar kesenian itu harus dapat memainkan peran dalam rangka meningkatkan pariwisata melalui kesenian Senggayong,” ujavr Bupati, Sabtu (17/8) di Sukadana.

Orang nomor satu di Sukadana ini pun berpesan agar generasi penerus Kayong Utara dapat mengetahui dan berlatih memainkan kesenian dan kebudayaan Kayong Utara ini. Terutama, harapan dia, agar senggayong dapat lebih dikenalkan sebagai cirri khas Kabupaten Kayong Utara yang telah dicatat dan diakui negara. “Anak-anak muda kita harus berlatih tentang seni tradisional daerah yang berabad-abad, sekarang kita angkat kembali supaya senggayong ini bisa kita adakan lomba atau festival, bahkan nantinya akan menjadi khasanah budaya yang kita kenalkan dari tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional,” pesannya.

Bupati Citra Duani sendiri telah menghadiri apreasiasi penyerahan sertifikat Senggayong Sukadana, yang telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) nasional, Selasa (8/10) di Istora Senayan Jakarta. Citra bersyukur karena kesenian music bamboo milik orang Bukit Sukadana yang hamper punah ini, kini telah diakui secara nasional.

Penyeraha sertifikat ini dilakukan Menteri Dalam Negeri Cahyo Kumolo dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi bersamaan dengan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN). Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu resolusi Kongres Kebudayaan Nasional tahun 2018. Yaitu menyediakan ruang bagi keberagaman ekspresi budaya serta mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif. “Mudah-mudahan tahun depan akan ada lagi dari Kayong Utara yang akan ditetapkan menjadi WBTB nasional,” harap Bupati.

Kegiatan yang mengambil tema Ruang Bersama Indonesia Bahagia ini berlangsung sepanjang 7-13 Oktober di Istora Senayan, Jakarta. Terdapat lima aktivitas utama yang dapat diikuti dan dinikmati oleh public secara gratis. Diantaranya Kompetensi Permainan Rakyat, Konferensi, Pameran Pemajuan Kebudayaan, Pawai Digdaya Nusantara, dan Pagelaran Karya Budaya.

Setidaknya terdapat 245 kegiatan dalam rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional selama tujuh hari itu. Terdapat empat kompetisi permainan tradisional, enam kompetisi karya budaya, 27 konferensi kebudayaan, 120 pertunjukan, 17 pameran budaya, 10 lokakarya warisan budaya, serta 50 ragam kuliner tradisional.

Sumber : Pontianak Post